SISTEM BILANGAN
Beberapa sistem bilangan :
Bilangan Desimal
Bilangan desimal adalah bilangan yang memiliki basis 10
Bilangan tersebut adalah 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9 ( r = 10 )
Bilangan Biner
Bilangan biner adalah bilangan yang memiliki basis 2,
Menggunakan 2 macam simbol bilangan, yaitu 0(OFF) dan 1(On)
Bilangan tersebut adalah 0 dan 1 ( r = 2 )
Bilangan Oktal
Bilangan oktal adalah bilangan yang memiliki basis 8
Bilangan tersebut adalah 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7 ( r = 8 )
Bilangan Heksadesimal
Bilangan Heksadesimal adalah bilangan yang memiliki basis 16
bilangan tersebut adalah 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B, C, D, E, dan F ( r = 16 )
KONVERSI BILANGAN
Setiap angka
pada suatu sistem bilangan dapat dikonversikan (disamakan/diubah) ke dalam
sistem bilangan yang lain. Di bawah ini dibuat konversi (persamaan) dari 4 sistem
bilangan yang akan dipelajari :
BILANGAN BINER PECAHAN
Konversi bilangan desimal pecahan kedalam bilangan biner
Mengalikan bagian pecahan dari bilangan desimal tersebut dengan 2,
bagian bulat
dari hasil perkalian merupakan pecahan alam bit biner.
Konversi bilangan biner pecahan kedalam bilangan desimal
Mengalikan setiap bit bilangan biner dibelakang koma (pecahan)
dengan bobot dari
masing-masing bit bilangan tersebut.
BILANGAN BINARY CODED DECIMAL (BCD)
Bilangan BCD mengungkapkan bahwa setiap digit desimal sebagai
sebuah nibble.
Nibble adalah string dari 4 bit.
Contoh 1:
Tentukan bilangan BCD dari bilangan desimal 2954
Jawab :
2 9 5 4
0010 1001 0101 0100
Jadi, bilangan desimal 2954 adalah 0010 1001 0101 0100 BCD
Contoh 2:
Tentukan desimal dari bilangan BCD 101001110010111
Jawab:
0101 0011 1001 0111
5 3 9 7
Jadi, bilangan BCD 101001110010111 adalah 5397 desimal.
BILANGAN
BINER KOMPLEMEN 1 DAN KOMPLEMEN 2
Bilangan biner komplemen 1 dapat diperoleh dengan mengganti semua
bit 0 menjadi
1, dan semua bit 1 menjadi 0.
Contoh :
Tentukan bilangan biner komplemen 1 dari
bilangan biner 100101
Jawab :
Bilangan biner : 100101
Bilangan biner komplemen 1 : 011010
Bilangan biner komplemen 2 dapat diperoleh
dengan menambahkan 1 pada bilangan
biner komplemen 1.
KODE GRAY
Kode gray biasanya dipakai pada mechanical
encoder. Misalnya pada telegraf.
Konversi
biner ke kode gray
Terdapat beberapa langkah untuk mengubah
bilangan biner menjadi kode gray :
1. Tulis
kebawah bilangan biner
2. MSB
bilangan biner adalah MSB kode gray
3. Jumlahkan
(dengan menggunakan modulo2) bit pertama bilangan biner dengan bit kedua,
hasilnya adalah bit kedua kode gray.
4. Ulangi langkah
c untuk bit-bit selanjutnya
5. Konversi
kode gray ke bilangan biner
6. Tulis kebawah bilangan biner
7. MSB ko de
gray adalah MSB bilangan biner
8. Jumlahkan
(dengan menggunakan modulo2) bit pertama kode gray dengan bit kedua bilangan
biner, hasilnya adalah bit kedua bilangan biner.
9. Ulangi langkah
c untuk bit-bit selanjutnya.
KODE
EXCESS-3
Kode excess-3 didapat dengan menjumlahkan
nilai desimal dengan 3, selanjutnya
diubah ke dalam bilangan biner.
Boolean atau
Logika Biner
Logika memberi batasan yang pasti dari suatu
keadaan. Sehingga keadaan tersebut tidak dapat berada dalam dua ketentuan
sekaligus. Karena itu, dalam logika dikenal
Aturan-aturan sebagai berikut :
·
Suatu keadaan tidak dapat benar dan salah sekaligus.
·
Masingmasing adalah hanya benar atau salah (salah satu).
·
Suatu keadaan disebut BENAR bila TIDAK SALAH.
·
Dua keadaan itu dalam aljabar boole ditunjukkan dengan dua
konstanta, yaitu logika “1” dan logika “0”.
Misal :
Logika “1” Logika
“0”
Benar Salah
Hidup Mati
Siang Malam
Contoh
diatas dapat dituliskan :
Tidak Benar atau Benar = Salah
Tidak Hidup atau Hidup = Mati
Tidak Siang atau Siang = Malam
Tanda garis atas dipakai untuk menunjukkan
pertentangan atau lawan dari keadaan itu. Sehingga tanda garis tersebut
merupakan pertentangan logika (Logical Inversion) yang mempunyai fungsi untuk
menyatakan “Tidak” (Not).
Ā = Tidak A atau Ā = NOT A
HIMPUNAN
Himpunan
adalah kumpulan dari elemen yang setidaknya memiliki sifat yang sama, dan bisa
memiliki kelompok yang terbatas atau tidak terbatas jumlahnya. Misalnya
himpunan mahasiswa politeknik. Himpunan tersebut tentu saja terdiri dari
bermacam-macam kelompok.
Jika dapat diambil tiga kelompok :
Kelompok
yang berasal dari luar jawa : J.
Kelompok
yang sedang kuliah : K.
Kelompok
yang mengerjakan laporan akhir : L.
Sehingga
seseorang setidaknya masuk dalam satu kelompok tersebut, bahkan dapat terjadi
masuk dalam dua kelompok sekaligus.
Misal :
Mahasiswa
luar jawa yang sedang mengerjakan laporan akhir, berarti masuk kelompok J dan L
(J AND L). J AND L dituliskan juga dengan J . L. Gabungan antara mahasiswa luar
jawa dan mahasiswa yang mengerjakan laporan akhir memiliki pengertian :
mahasiswa luar jawa atau mahasiswa mengerjakan laporan akhir, J atau L (J OR
L). J OR L dituliskan juga dengan J + L. Logika Biner (gerbang Boolean) adalah
rangkaian digital yang menerima satu atau lebih masukan tegangan untuk
memperoleh keluaran tertentu sesuai dengan aturan boole yang berlaku.
OPERASI ARITMATIKA
SISTEM PENGKODEAN
BCD (Binary Coded Decimal)
BCD adalah
sistem pengkodean bilangan desimal yang metodenya mirip dengan bilangan biner
biasa. Kode biner yang digunakan hanya untuk mewakili nilai digit decimal saja,
yaitu dari angka 0 sampai dengan 9.
SBCDIC ( Standard Binary Coded Decimal Intercharge code )
Merupakan coding 6 bit untuk 64 karakter. posisi bit di SBCDIC dibagi menjadi 2 zone, yaitu 2 bit pertama (diberi nama bit A dan bit B) disebut dengan alpha bit position dan 4 bit berikutnya (diberi nama bit 8, bit 4, bit 2, dan bit 1) disebut dengan numeric bit position.
Merupakan coding 6 bit untuk 64 karakter. posisi bit di SBCDIC dibagi menjadi 2 zone, yaitu 2 bit pertama (diberi nama bit A dan bit B) disebut dengan alpha bit position dan 4 bit berikutnya (diberi nama bit 8, bit 4, bit 2, dan bit 1) disebut dengan numeric bit position.
Terdiri dari kombinasi 8-bit. Pada jenis ini high order bits atau
4-bit pertama disebut dengan zone bits dan low-order bits atau 4 bit kedua
disebut dengan numeric bits. Merupakan coding 8 bit untuk 256 karakter.
Tranmisi
asinkron membutuhkan 11 bit, yaitu :
1 bit awal – 8 bit data
1 bit pariti – 1 bit akhir
1 bit pariti – 1 bit akhir
ASCII
7 (American Standard Code For Information Intercharge)
Dikembangkan oleh American National Standarts Institute (ANSI) untuk tujuan membuat kode binary yang standart. kode ASCII ini menggunakan kombinasi 7 bit.
Dikembangkan oleh American National Standarts Institute (ANSI) untuk tujuan membuat kode binary yang standart. kode ASCII ini menggunakan kombinasi 7 bit.
Kode
ASCII7-bit ini terdiri dari 2 bagian :
Control
characters
Merupakan karakter yang digunaklan untuk
mengontrol pengiriman atau trans misi.
Informations
characters
Merupakan karakter-karakter yang mewakili
data.
ASCII8-bit
ASCII8-bit terdiri dari kombinasi 8 bit, banyak digunakan karena mempunyai banyak kombinasi karakter. Yang tidak dapat diwakili ASCII 7-bit.
ASCII8-bit terdiri dari kombinasi 8 bit, banyak digunakan karena mempunyai banyak kombinasi karakter. Yang tidak dapat diwakili ASCII 7-bit.